Tampilkan postingan dengan label My writings. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label My writings. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 November 2019

Writing is Healing…

Entah sudah berapa lama aku meninggalkan dunia menulisku, hoby yang seakan hilang timbul seperti buih dilautan. Hilang karena terbawa angin laut, timbul karena benturan ombak.

Ya, biasanya memang aku ingin menulis saat diriku merasa butuh tempat meluapkan rasa yang mungkin tak bisa diungkapkan lewat kata lisan. Bisa dibilang keinginan menulis muncul kala hati sedang gundah gulana tak tentu. Berbeda jika sedang bahagia, keinginan menulis biasanya menurun karena terlelap dengan kebahagian itu sendiri.

Terlepas dari itu, sekarang keinginan itu muncul ya tidak lain karena isi kepala dan hati sudah tidak mampu menampung untuk berpura-pura baik baik saja. Lewat tulisan yang saat ini sedang viral “Layangan Putus” aku baru mengenal istilah Writing is Healing. Ya, sungguh aku baru tahu istilah itu setelah membaca tulisan Layangan Putus. Kuputuskan untuk menulis lagi bukan untuk menandingin viralnya tulisan Layangan Putus atau ingin dikenal. Aku hanya ingin mengikuti cara agar aku tetap baik baik saja. Writing is healing...

Sabtu, 02 Februari 2013

Mari Berhijab Introductory Video

Hi, akunya balik lagi nih :D 
ada yang kangen gaa yaaahh :p *siap2 ditimpukin pembaca gegara ga posting2 review vendor* :p
maaf yaaah sebelumnya sampai saat ini aku bener2 belum sempet posting review2nya, insyaallah secepatnya kelar *modus biar dikasih hati perpanjangan waktu* :p 

Btw, lupain sejenak tentang review2 vendorku nan PR itu dulu yuk, sekarang aku mau sharing hal lain dulu, masih inget gak tentang postinganku yang ini "Gerakan #mariberhijab menginspirasi para muslimah" dimana aku nulis tentang pengalaman awal berhijabku dulu yang aku kasih judul tulisanku "Hijab Mendekatkan Jodohku". Alhamdulillah tulisanku ini diapresiasi oleh Mari Berhijab untuk dimasukkan di Mari Berhijab Introductory Video yang baru2 ini di launching.

Jadi sebenernya sambil ngisi waktu luang sambil bikin review vendor2 aku, aku iseng baca2 twitter dan nemuin twettnya @mariberhijab yang baru2 ini me-launchingkan video introductory nya ke masyarakat...awalnya aku cuma ngikutin setiap tweet2nya tanpa buka link videonya...hehehe maklum jaringan lemot to the max musim ujan bgini jadi ga kuat buka youtube, sampai akhirnya baru tadi aku iseng buka link videonya dan pas liat videonya terutama di durasi 3:30 sungguh terharu dan terkejut...subhanallah ternyata cerita aku tentang hijabku 'Hijab Mendekatkan Jodohku' terpilih dari sekian banyak cerita yang masuk untuk ditampilkan di video mari berhijab. Jujur aku seneng banget ceritaku bisa dipublish di video itu karena secara gak langsung aku turut berpartisipasi dalam menginspirasi muslimah untuk segera berhijab. Aku bangga sekali dan bener2 berterimakasih banyak sama @mariberhijab yang sudah mengapresiasi tulisanku itu. Wokeeehh, lanjut kita sama2 liat videonya yuk, semoga menginspirasi semua pembacaku yang belum atau baru ingin berhijab :)



and please watching my story "Hijab Mendekatkan Jodohku" at Mari Berhijab Introductory Video



to read the full story can be found at here Mari Berhijab Blog

Rabu, 04 Januari 2012

Tanda-Tanda Suami Yang Baik

Setiap wanita tentulah ingin mempunyai seorang laki-laki yang dijadikannya sebagai suami yang baik, begitu pula sebaliknya seorang laki-laki ingin mempunyai isteri yang baik bagi dirinya, agar terbentuk keluarga yang bahagia. Coretan saya kali ini mencoba membagi informasi bagi para isteri atau para wanita pada umumnya, seperti apa sih suami yang baik itu ?
Suami yang baik adalah suami yang mengutamakan isterinya daripada orang lain. Melindungi, menampung dan memberikan jalan keluar setiap permasalahan sang isteri, selain ada beberapa perilaku sehari-hari yang merupakan tanda-tanda dirinya adalah suami yang baik.

Berikut ini adalah tanda-tanda suami yang baik :
1. Menyanjung anda, bahwa anda Cantik, dari tahun ketahun tetap mempesona. Memang dianggap agak lebay namun kelebaian-nya adalah bukti kebaikannya.
2. Mencium anda, memeluk anda ketika bangun tidur, akan berangkat kerja dan pulang kerja.
3. Tidak membeli pakaian untuk dirinya, melebihi membelikan pakaian untuk isteri.
4. Tidak bermalas-malasan bekerja, untuk mencari uang nafkah keluarga.
5. Akrab dengan orangtua si-isteri dan pandai beradaptasi.
6. Tidak pernah menghina atau mengatakan keburukan bapak ibu sang isteri.
7. Tidak merasa tersaingi, terancam dengan keberhasilan si-isteri dalam kariernya, justeru malah senang dan gembira.
8. Bila isteri sakit, rela memasak sendiri dan melayani isteri.
9. Membantu meringankan pekerjaan isteri dirumah, seperti mencuci, membersihakan rumah dan merawat anak-anak.
10. Selalu memperhatikan setiap perkataan isteri, walaupun kata-kata isteri tidak mempunyai arti.
11. Selalu memberitahu isteri tentang pekerjaannya , baik itu ketika terlambat pulang, lembur dan lain sebagainya.
13. Ketika isteri terlihat lelah karena pulang kerja, dia menyambut dan menawarkan minuman.
14. Tampak tidak interes kepada wanita lain, ketika menghadiri moment pesta pernikahan atau pesta lainnya.
15. Tampak cemburu ketika melihat anda ngobrol dengan pria lain.
16. Tidak kikir dan gemar memberi hadiah kepada isteri.
17. Meluangkan waktu untuk makan siang, disa’at jam istirahat kerja bersama isteri.
18. Mendorong dan mendukung isteri untuk merawat kecantikannya.
19. Ia tahu kapan harus berbicara, diam, menyentuh, menangis dan kapan tertawa.
20. Suka bercanda setiap berhubungan badan dan mengucapkan Terima kasih seusai berhubungan badan.
21. Yang paling utama membimbing isteri kearah kebaikan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa, bukan malah mengajak kearah keburukan.

Itulah sedikit informasi tanda-tanda seorang suami yang baik..
Terkadang suami dan isteri yang baik menjadi harapan semua orang ketika akin melangsungkan pernikahan namun yang didapat justeru malah sebaliknya. Jika demkian itu semua merupakan ujian dari Tuhan agar kita berusaha merubah menjadikan dirinya baik.

Message : Semua makhluk berjodoh-jodoh, kalau kita baik niscaya kan bertemu pasangan yang baik, kalau kita buruk niscaya akan bertemu pasangan yang buruk, untuk itu jika ingin punya pasangan yang baik maka perbaiki diri.

Kamis, 29 Desember 2011

Kisah Penuh Hikmah : Perempuan Yang Dicintai Suamiku

Tersentuh, tertegun dan menangis membaca suatu pesan yang aku terima siang ini dari temanku via email tentang sebuah kisah yang penuh hikmah. Entah teman2 udah pernah baca apa belum, tapi hanya ingin menshare saja di blog ini bagi yang belum pernah membaca dan semoga menjadi motivasi untuk para suami, istri, calon suami dan calon istri :)

=========================================================================
Pesan dahsyat buat para suami (dan calon suami) untuk menjaga istrinya
 
Dan motivasi hebat buat para istri (dan calon istri) untuk tetap mencintai suaminya…
 
Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku. Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi ke kantornya bekerja sampai subuh, baru pulang ke rumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itu pun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang. Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluar pun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas. Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit di rumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan di rumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya.Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya.Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia milii. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita. Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja. 

Aku mulai mengingat 2-5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi di saat lain, dia sering termenung di depan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya, Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini? tidak mau makan juga? uhh dasar anak nakal, sini piringnya, lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan.aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun!

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang ke rumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku. Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2. Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatiku pun akan mendung, bahkan gerimis kemudian. Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papanya, dan memanggilku, Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha? Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku. Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. 

Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya. Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.

yours,
Mario

Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku. Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain. Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan di amplop, dan aku letakkan di lemari
bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya. Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar
dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya. Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada
dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku. 

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.

**********

Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

Mario, suamiku.Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja di kantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa di atas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku..

Ternyata aku keliru. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, kenapa, Rima? Kenapa kamu mesti cemburu? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku? Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.

Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.

Istrimu, Rima

Di surat yang lain,

“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha…”

Disurat yang kesekian,

“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku. Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, di rumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalahMeskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya…dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini

“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang ke rumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya di rumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.

Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit. Tahukah engkau suamiku, Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?……”

Jelita menatap Meisha, dan bercerita, Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya.

Mama memarkir motornya di seberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante.. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……”

Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa. Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.

Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya?

Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Di wajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario……

Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.……………

Sumber : Botefilia
Source deryudi
Shared By Kisah Penuh Hikmah

Rabu, 26 Oktober 2011

Menikah Muda atau Menikah Mapan ??

Mengutip dari sebuah artikel yang aku baca komunitas dudung.net, ada yang menarik dari judul yang dimaksud, dan aku rasa semua yang disampaikan ada benarnya juga, makanya aku memutuskan untuk share disini juga...selamat membaca :)
Banyak pasangan muda yang terjebak dalam dua pilihan ini. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum akhirnya mengambil keputusan yang manakah yang akan dilakukan. Pernikahan bukan sekedar permasalahan  menyatukan dua pribadi ke dalam satu ikatan. Lebih dari itu, pernikahan merupakan sebuah keputusan besar menyangkut masa depan, ya masa depan yang akan dan harus dihadapi oleh pemilihnya. Pertimbangan apa saja yang kemudian harus dilakukan sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk menikah?

1.   Dosa
Banyak pasangan muda yang memutuskan untuk menikah dengan pertimbangan menghindari perbuatan dosa. Apakah benar agama memerintahkan seperti itu? Banyak pendapat yang akhirnya harus ditilik ulang mengenai hal ini. Agama memerintahkan seseorang untuk menikah pada saat seseorang sudah siap, kesiapan disini adalah kesiapan secara menyeluruh, dan tidak ada agama yang menyebutkan perintah untuh menikah agar terhindar dari perbuatan dosa. Dalam Islam sendiri di jelaskanbahwa menikah itu harus dilakukan apabila seseorang telah merasa siap dan apabila belum siap maka berpuasa-lah. Kalau pembenaran ini yang kemudian digunakan sebagai alasan mengapa orang menyebutkan bahwa menikah adalah untuk menghindari perbuatan dosa, rasanya terlalu dangkal.

Pada saat kita menikah dengan alasan untuk menghindari perbuatan dosa, maka alasan utama pernikahan yang akan berlangsung adalah nafsu. Mengapa demikian, karena mau tidak mau kita harus mengakui menikah ataupun tidak menikah dosa itu tetap saja dapat terjadi. Semua kembali kepada niat dan hati. Semurni apakah niat kita untuk membentuk sebuah ikatan suci, sehingga nafsu bukan menjadi awal dasar pemikiran untuk mengambil keputusan melaksanakannya.

Mungkin banyak yang menyangkal kalau alasan menikah untuk menghidari perbuatan dosa adalah didasari oleh nafsu. Tapi coba fikirkan ulang, ”Saya menikah untuk menghindari perbuatan dosa”. Perbuatan dosa apa yang dihindari jika kita tidak berbicara tentang nafsu? Saya kira penjelasan sedikit ini pun sudah menjadi logis, bukan.

Agama menjelaskan bahwa menikah adalah sebuah tanggung jawab. Alasan untuk menghidari perbuatan dosa adalah alasan yang paling dangkal untuk dijadikan dasar mengapa seseorang menentukan untuk menikah di usia muda. Karena lebih dari itu pernikahan adalah sebuah ikatan suci dimana dua orang yang memutuskan terikat dalam sebuah pernikahan bertanggung jawab untuk saling membina sehingga akhirnya tercipta sebuah keluarga yang harmonis sesuai dengan harapan.

Saat ini berapa banyak pasangan yang tidak menemukan keharmonisan dalam kehidupan keluarganya. Dapat kita yakini bahwa ini bisa terjadi karena kesalahan dasar yang diletakkan atas pernikahan itu. Karena tidak ditemukan esensi pernikahan yang sesunguhnya pada saat mengambil keputusan untuk menikah. Hal ini biasanya disebabkan karena pada beberapa orang yang memutuskan untuk menikah muda kondisi mereka secara mental belum stabil, sehingga yang ada hanyalah keinginan untuk bisa selalu bersama dan semua yang ada dipandangannya tentang pasangannya adalah keindahan. Entahlah keadaan itu dapat bertahan berapa lama, jika ternyata alasan menikahnya memang tidak tepat. Bukankah Tuhan juga tidak menyukai perceraian?!

2.   Orang Tua
Yang paling banyak idak setuju saat seseorang memutuskan untuk menikah muda, biasanya adalah orang tua. Tidak hanya orang tua dari pihak perempuan, tetapi juga orang tua dari pihak laki-laki. Mengapa demikian?

Mari kita berada di pihak orang tua perempuan.
Apa yang kita harapkan dari pernikahan anak perempuan kita? Siapa yang kita harapkan untuk dapat menjadi pendamping hidup anak perempuan kita? Seperti apa yang kita harapkan dari kehidupan anak perempuan kita setelah menikah?

Bahkan orang tua dengan kekayaan berlimpah yang tak akan habis membiayai seluruh keluarganya pun akan memikirkan hal ini. Karena bukan hanya materi yang menjadi bahan pertimbangan orang tua untuk melepaskan anak perempuannya menikah dengan seorang laki-laki. Tetapi bukan berarti juga cukup bagi seorang laki-laki bertingkah laku baik ataupun berpendidikan layak untuk memenuhi pertimbangan menjadi pendamping hidup anak mereka.

Apa yang biasanya menjadi pertimbangan orang tua sebelum melepaskan anak-anak perempuan mereka ke jenjang pernikahan. Dalam kebudayaan kita, kita sering mengenal istilah ”bibit, bebet, dan bobot”. Lalu apa pula artinya itu?

Biasanya orang tua akan melihat asal-usul calon suami anak perempuannya, siapa orang tuanya, dimana rumahnya, seperti apa keluarganya, lingkungannya. Mungkin yang tampak tidak seberat itu, tapi itulah yang terjadi. Itu baru dari salah satu sisi. Masih ada lagi pertimbangan lainnya seperti pekerjaan, dan tentu saja pertimbangan logis lainnya.

Percaya atau tidak, seorang sahabat sampai pernah menjadi semacam detektif sewaan orang tua seorang anak perempuan untuk mencari tahu mengenai laki-laki yang berniat ingin menikahi puterinya. Hal ini dilakukan tanpa sepengetahuan puterinya juga laki-laki tersebut. Dan hasil investigasi rahasia itulah yang akhirnya menjadi dasar keputusan sang orang tua untuk memberikan ijin kepada puterinya menikah dengan leki-laki tersebut.

Intinya orang tua seorang perempuan ingin benar-benar yakin jika mereka melepaskan puterinya kepada laki-laki yang tepat. Yang akan memberikan kebahagiaan, kedamaian, perlindungan, serta pengayoman kepada puteri mereka. Sehingga merekapun dapat tersenyum bahagia melihat puterinya berbahagia membina keluarga yang harmonis bersama laki-laki pilihan hatinya.

Patut disadari oleh setiap laki-laki bahwa memberikan keyakinan kepada orang tua seorang perempuan bahwa puteri mereka tidak akan pernah tersia-siakan adalah penting. Tapi tidak cukup hanya itu bagi orang tua perempuan untuk dapat sampai berkata ”ya”. Tetapi tidak perlu terlalu takut ataupun gentar, karena saat ini orang tua pun tidak lagi memaksakan kehendak mereka, mereka hanya memberikan pertimbangan-pertimbangan sebelum akhirnya sampai pada keputusan bersama. Bukankah dalam budaya kita menikah itu bukan hanya menyatuka dua pribadi, tetapi adalah mengikatkan dua keluarga dalam satu ikatan persaudaraan.

Lalu bagaimana dengan orang tua laki-laki?
Sama seperti halnya orang tua perempuan, orang tua dari pihak laki-laki pun juga memiliki pertimbangan-pertimbangan sebelum mengijinkan putera mereka menikahi seorang perempuan. Yang paling banyak terjadi adalah pertimbangan bahwa apakah putera saya tersebut benar-benar siap untuk melangkah kejenjang pernikahan, dan menjadi pemimpin dalam keluarganya nanti. Tentu saja selain juga pertimbangan ”bibit, bebet, dan bobot” dari pihak perempuan yang kelak menjadi istri bagi puteranya.

Logisnya adalah semua orang tua menginginkan yang terbaik bagi putera dan puterinya. Apalagi pernikahan adalah sebuah ikatan yang diharapkan tak berbatas waktu. Mereka ingin agar putera dan puterinya mendapatkan kehidupan yang baik dan juga kebahagiaan setelah menikah. Serta tidak menjadi beban bagi keluarganya tentunya. Ini semua terlepas dari usia berapakah mereka akan melepaskan puter puterinya tersebut ke pintu gerbang pernikahan.

3.   Mental
Mungkin ini yang benar-benar perlu disiapkan dan dipertimbangkan secara matang. Mau tidak mau, diakui atau tidak, mental orang-orang muda masih jauh dari stabil. Banyak memang hal-hal positif dari keadaan mental yang dinamis ini. Tapi juga tidak sedikit yang pada akhirnya menyesali keputusan yang pernah di buat lalu ingin mengubah keputusan tersebut. Bayangkan bila hal ini yang terjadi dengan kehidupan pernikahan.

Cinta membutakan segalanya. Yang terlihat hanyalah keindahan. Semua menjadi terasa emosional saat berurusan dengan hal ini, sehingga logika pun jauh terabaikan. Tidak hanya mereka yang berusia muda yang bisa dibutakannya, bahkan mereka yang sudah berumur pun juga sangat mungkin dibutakan oleh cinta.

Bayangkan, dalam keadaan buta dengan kondisi mental yang tidak stabil, mengambil keputusan yang menyangkut kehidupan, tidak hanya diri sendiri tapi juga orang lain. Apa jadinya keputusan itu? Peluangnya 50-50. Berhasil atau gagal. Tepat atau sama sekali salah. Sayangnya biasanya diusia muda dengan mudahnya kita berkata, ”Semua hal dalam hidup ini kan ada resikonya, kalau tidak di coba kita tidak pernah tahu.” Hay, anak muda! Ini bukan masalah coba-coba! Ini masalah masa depan hidup anda dan orang yang menurut anda adalah cinta sejati anda. Benar setiap keputusan itu beresiko, tapi anda tidak bisa bermain-main dengan hal yang satu ini. Sekali anda salah melangkah, yang anda rusak adalah sebuah kehidupan. Masih bagus jika saat anda menganggap itu adalah kegagalan belum ada orang ketiga, keempat dan seterusnya yang seharusnya menjadi pelengkap hidup anda. Ya, anak. Terpikirkan kah masalah ini saat anda berkata ”semua ada resikonya”? Tidak sedikit anak yang menjadi korban kesalahan keputusan orang tuanya sebelum mereka diciptakan.

Oleh karena itu, untuk masalah yang satu ini kita benar-benar memerluakn nasehat dan pertimbangan dari orang-orang terdekat yang memiliki pengalaman lebih. Mereka akan menceritakan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan saat kita memutuskan untuk membina rumah tangga, terutama di usia muda. Mereka akan membantu kita untuk melihat lebih dalam mengenai cinta yang kita rasakan, sehingga cinta itu benar adanya sehingga kita tidak buta saat memutuskan melanjutkannya ke jenjang pernikahan. Mereka akan dengan bijaksana tidak menggurui kita untuk mengambil langkah tertentu, tapi membantu kita berpikir dan mempertimbangkan matang-matang mengenai keputusan yang akan kita ambil.

Akan ada banyak permasalahan yang harus dihadapi saat kita memutuskan untuk menikah. Bahkan satu menit pertama setelah ikatan itu diresmikan. Status, sadar bahwa kita adalah kepala, kaki, mata, tangan, mulut dan jiwa bagi pasangan kita sehingga tidak ada lagi waktu untuk bersikap egois, apalagi sampai ”cuci mata”. Dengan status yang baru, akan selalu hinggap tanggung jawab baru pula. Dan dibutuhkan kesiapan mental untuk itu. Berbagi, juga menjadi permasalahan baru. Percaya atau tidak, setelah menikah berbagi itu tidak sama dengan pada saat berpacaran. Di tingkat ini berbagi adalah seutuhnya, bahkan berbagi kehidupan. Bukan sekedar berada disisinya saat ia sakit, tetapi lebih dari itu juga berfikir cara apa yang harus dilakukan untuk kesembuhannya. Bukan sekedar berbagi es krim sambil tertawa dan bercanda di taman, tapi hingga berfikir apa yang harus aku lakukan untuk memenuhi kebutuhannya esok, lusa dan nanti. Itu baru kebutuhan, lain lagi dengan keinginan. Bukan sekedar berbagi tempat duduk, tapi bahkan berbagi setiap ruang-ruang pribadi. Rumah, kamar, kamar mandi, bahkan tempat tidur. Bukan satu dua hari, tapi seluruh sisa hidup kita. Dan yang lebih berat lagi (karena memang tidak bisa dibilang ringan), dimana saya dapat memberikan perlindungan dan keamanan serta kenyamanan menjalani kehidupan yang telah dipercayakannya kepada saya. Benar, termasuk juga didalamnya materi; tempat tinggal, nafkah lahir, dan sebagainya. Kadang tidak perlu mewah atau berlebihan, tetapi cukup untuk memberikan kebahagiaan.

Bagaimanapun kondisi mental yang tidak stabil saat berada dalam kehidupan pernikahan akan lebih banyak membawa kedalam kesalahan. Tidak sedikit akhirnya membuahkan kekerasan akibat tekanan yang terjadi setelah menikah. Tidak sedikit juga yang merasa kecewa dan terlambat menyadari ternyata pasangannya adalah bukan seperti yang dibayangkan sebelumnya. Perbedaan ideologi yang muncul setelah menikah, kemudian menumbuhkan konflik, disertai egoisme, lalu akhirnya berpisah. Semua tidak pernah terbayangkan sebelum menikah. Karena sekali lagi, saat itu semuanya adalah keindahan.

4.   Materi
Bagaimanapun tidak ada yang mengharapkan hidup dalam tekanan materi. Bohong, kalau kita berkata makan sepiring dua  dengan cinta tetap akan bahagia. Dan mau tidak mau, dikatakan atau tidak, setiap orang tua ingin anaknya mandiri pada saat masuk ke dalam kehidupan pernikahan. Tidak lagi tergantung pada suntikan dana dari mereka.

Pada saat kita berkata saya akan menikah kepada orang tua, maka yang terlintas di benak mereka adalah, ”anak saya telah siap menjadi seseorang.” menjadi seseorang disini berarti kita siap mempunyai hidup kita sendiri, bertanggung jawab terhadap diri sendiri serta kerluarga kita, dan tidak lagi tergantung pada mereka.

Mau tidak mau materi selalu menjadi bahan pertimbangan saat seseorang memutuskan akan menikah. Bayangkan, di negara kita, dengan budaya kita, untuk menikah saja membutuhkan dana yang tidak sedikit. Padahal dalam agama menikah itu tidak perlu mengeluarkan biaya yang demikian besar. Selama syarat dan rukunnya terpenuhi pernikahan itu sudah sah. Tapi siapkah anda dengan pendapat lingkungan dan masyarakat saat anda menikah hanya secara agama saja? Sudah terlanjur mengakar jika kebanyakan orang di sekitar kita lebih cenderung untuk menilai sesuatu secara negeatif. Dan konsekuensi itu juga yang harus kita hadapi. Bahkan jika kita pernikahan kita seperti yang kita lihat di film-film hollywood yang hanya prosesi dan sedikit makanan kecil. Tetap saja akan terdengar nada-nada sumbang. Mengapa terjadi? Karena masyarakat kita terbiasa dengan upacara yang ternyata membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bukan hanya upacaranya, tetapi kemudian juga resepsinya. Dana yang tidak sedikit bukan? Padahal masih banyak hal yang harus dilakukan setelah upacara pernikahan itu selesai.

Telah dibahas sebelumnya mengenai kebutuhan-kebutuhan pasca pernikahan. Ternyata hal-hal tersebut tidak hanya secara mental, tetapi juga terkait secara signifikan dengan kebutuhan materi. Bayangkan, dimana kita akan tinggal? Pondok mertua indah? Sewa rumah? Atau memiliki rumah sendiri? Berapa biaya yang anda pelukan untuk itu?jika pun tinggal bersama orang tua, apakah kita juga akan menggantungkan hidup kita sehari-hari kepada mereka? Makan kita, minum kita, pakaian? Sampai kapan? Belum lagi urusan kehamilan, persalinan, anak, tidak satupun yang lepas dari materi, bukan!

Pada akhinya kita harus kembali pada pemikiran bahwa pernikahan adalah sebuah keputusan jangka panjang yang harus dipikirkan secara matang. Menikah muda atau mapan adalah pilihan bagi setiap orang. Karena inti pernikahan tidak terletak dari berapa usia kita, atau berapa banyak deposito yang kita miliki. Pernikahan perlu pemikiran yang lebih dari itu. Saya teringat kata-kata yang disampaikan seorang sahabat, ”Tidak pernah selesai jika kita menungu waktu yang tepat untuk menikah, kapan pun pernikahan  adalah sebuah keputusan. Saat kita memutuskan untuk melaksanakannya, lakukanlah. Hari ini, besok atau lusa sama saja. Selama kita mantap dan siap dengan semua konsekuensinya.”

Ya, mantap dan siap dengan semua konsekuensinya. Akhirnya saya kembali berfikir, benar bahwa kedewasaan dan kematangan mental tidak tergantung pada usia dan deposito yang kita miliki. Tapi dari seberapa besar kita berani mengemban tanggung jawab besar atas sebuah kehidupan. Tidak hanya kehidupan kita sendiri, tapi juga kehidupan orang lain, pasangan hidup serta keturunan kita kelak.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah, buat aku setelah membaca artikel ini ada yang aku suka dari kutipan berikut :

"bahwa kedewasaan dan kematangan mental tidak tergantung pada usia dan deposito yang kita miliki. Tapi dari seberapa besar kita berani mengemban tanggung jawab besar atas sebuah kehidupan. Tidak hanya kehidupan kita sendiri, tapi juga kehidupan orang lain, pasangan hidup serta keturunan kita kelak."

ya aku setuju...jadi semuanya kembali ke masing-masing kita, kita yang bisa ngukur apakah kita dah "layak" menikah or belum..So, bagaimana keputusanmu untuk menikah??? cari jawabannya dimasing2 hatimu :D

sumber : http://forum.dudung.net/index.php?topic=4938.0

Jumat, 21 Oktober 2011

Aku Menulis "Mimpi Tertinggiku"

Berawal dari status fbku tentang list mimpiku, lalu banyak yg "Like"  dan ada salah satu comment temanku yang menyarankan ikut menulis mimpi2ku di halaman fb AQM Rumah Buku, dan disitulah kumulai mengurai mimpi-mimpiku :)

Setiap insan manusia memiliki mimpi, mimpi yang mungkin ia sendiri tak tahu bisa tercapai atau tidak. Namun mereka yang memiliki mimpi adalah mereka orang-orang yang dapat memotivasi diri mereka untuk mengejar mimpi mereka. Mimpi yang awalnya tidak mungkin menjadi mungkin. Itulah mimpi, mimpi yang membuat semua orang bersemangat untuk maju. Dan akupun memiliki mimpi-mimpi kecil, mimpi-mimpi yang sampai saat ini ingin kugapai, yang sampai saat ini terus aku perjuangkan, yang sampai saat ini terus aku kejar dan yang sampai saat ini membuat aku terus maju melangkah. Mimpi yang ingin sekali aku gapai pertama adalah pendidikanku, pendidikan yang dari awal kubiayai sendiri, aku bermimpi bisa menyelesaikan kuliahku dengan hasil memuaskan. Aku ingin lulus kuliah dengan gelar S.Kom, mimpi kedua adalah mimpi menjadi istri soleha dari orang yang aku cintai dan mencintaiku, menikah adlah mimpiku selanjutnya, menyempurnakan sebagian dari agamak. mimpi ketiga adalah memiliki rumah yang dapat melindungi keluarga kecilku dari panas dan terik, cukup rumah sederhana namun bisa membawa keluarga kecilku merasa hangat dan nyaman. Dan mimpi terakhirku yang sebenarnya fokus utama hidupku adalah membahagiakan orang tuaku terutama Ibuku, mimpi yang sejak kecil sudah terlintas dalam benakku, mimpi memberikan kebahagiaan kepada Ibuku yang sudah sangat ingin sekali pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.Bagiku bermimpi mewujudkan mimpi sang Ibu adalah satu-satunya motivasi terbesar dalam hidupku.Percayalah, pada mimpi kalian, karena berawal dari mimpi akan menjadi sebuah kenyataan. "Dream, believe, and make it happen" :)

Kamis, 29 September 2011

Fenomena Dian Pelangi Dan Komunitas Hijabers

hai hai, 3 hari ini kebetulan bos bos aku lagi meeting diluar kantor. Jadiiiii, hahahaha udah ketauan deh kerjaanya ngapain...3 hari ini MAGABUT alias MAkan GAji BUTa...wkwkwkwk (jgn dicontoh yah :p)
Nah, berhubung lagi leyeh2 dan magabut iseng2lah aku browsing2 terus baca2 blog orang yaaa sewajarnya pegawai2 yang lagi ga ada kerjaan deh (alibi nih, lebih tepatnya ga ada bos hahaha). Dari pagi cuma diem berkutat dengan fb, twitteran, ym, gtalk, g+, youtube sampe browsing2 ga jelas gitu deh dan sampai akhirnya nemu blog yang lucu lagi ngebahas tentang Dian Pelangi n Hijabers Community dengan kaya ala komedi. Postingan ini sukses bikin aku ngakak ga berenti2 bacanya, ada yah gitu orang yang punya imajinasi kocak macam si agan Rio Arterio ini..HAHAHAHA (tuh kan ngakak lagi). Udahlah dari pada ngakak sendirian disangka gila mending aku share aja postingan si agan Rio Arterio di blog aku (udah ijin loh sebelumnya). Cekidot dan selamat ngakak :D

Ummm, Kemaren kan abis bahas Dian yang maen di AADC yaitu Dian Sastro. Sekarang gue mau bahas Dian lagi nih,eittss  tapi bukan Dian sastro melainkan Dian Pelangi . Nahlohh,siapa lagi nih Dian Pelangi ? 



Ini dia.
 JrengJrengJreng...









Cakep yahh? Jadi miris liatnya.



Yah itulah Dian Pelangi . Desainer yang terkenal dengan Brand Dian Pelangi nya dan komunitas Hijabers nya.
Gue Sbenernya sama sekali gak kenal atau sekedar tau siapa itu Dian Pelangi,yang gue tau sejak SD - Kuliah gue slalu punya temen namanya DIAN,dan dari TK gue juga udah tau apa itu PELANGI. Tapi kalo Dian Pelangi? 

*Krik

Oke,kita bahas aja yang gue tau tentang Dian Pelangi. Kalian pasti bertanya tanya kenapa cewek yang cakepnya sadis ini punya nama Dian Pelangi. Kenapa gak Dian Gulali? Apa bener nama aslinya Dian Pelangi? Umm,masalahnya gue juga gatau jawaban dari semua pertanyaan tersebut,cuma menurut gue dia pake nama itu soalnya dia bkin Brand yg sama kayak namanya. Coba dipikir,kalo dia bukan designer,kalo dia takdir nya jadi Atlet gitu pasti namanya Dian Pelari. So,this is only a name match with the woman's job. *jangan coba tanya tanya,Gue gatau artinya.

Mungkin gak banyak wanita yang se beruntung si Dian Pelari Dian Pelangi ini. Mungkin Tuhan tau mana yang baek dan mana yang buruk buat umatnya. Contoh nih,semisal si Dian gak jadi designer trus nganggur nganggur gitu,mungkin dia sekarang lagi galau galau sendiri di depan tv rumahnya. Kerjaannya cuma update update status di jejaring sosial,dan gak mustahil nama FB nya si Dian ini jadi  "Dian PelAngI MeNc0Ba T3Gar Den9aN Apa Y4ng T3rjad! WalAu KinI KeS3piaN SendiRi Di DepAn Tipi" #AlayAbis #AmitAmit .

Tapi gue salut sama si Dian Pelangi ini,karyanya emang udah sampe ke luar negri. Tapi yang lebih penting lagi sosoknya menjadi inspirasi buat cewek cewek berkerudung jaman sekarang.  *Keren.

Tapi ngomong ngomong gue pernah baca baca di Twitter kalo si Dian Pelangi ini disuruh temennya buat NYUKUR ALIS nya. Alasannya biar cakep. Beeehhhh. Gue mikir lama nih,apa iya? gue sebagai cowok yang polos gak ngerti apa apa cuma bisa nge iya in aja. Puncaknya gue pengen nerapin treatment cukur alis ini ke adek gue yang cewek. Gue rayu rayu akhirnya mau,gue cukur deh. Hasilnya,behhhhhhhhhhh. Boro boro kayak Dian Pelangi,jadinya malah kayak Deddy Corbuzier pas jaman rambutnya masih bentuk lope lope gitu. 
                                                           
 
Deddy Pelangi


*Krik.Krik.Krik. -___-

Dewasa ini akhirnya gue tau kalo yang dimaksud nyukur alis itu bukan di petalin kayak si Deddy corbuzier ini,tapi nyukur alis yang dimaksud itu,,umm..oke sampe sekarang juga gue masih gatau. Yang pasti setelah gue cukur tuh alis,adek gue jadi keliatan Garang. *ini yang bikin gue yakin kalo nyukur alis bukan kyk gini.
  
Gue bersyukur banget ada seorang cewek yang namanya Dian Pelangi,dia berhasil bikin cewek cewek jaman sekarang udah mulai  mau nutupin auratnya,soalnya mereka punya contoh cewek yang bisa keliatan cakep banget biar pake kerudung begitu. Gue doain lo makin terkenal ke seluruh pelosok Indonesia,bahkan dunia. Aminn... Emm,cuma gue pengen si Dian Pelangi ini gak sering sering masuk tivi,gue gak mau saking terkenalnya dia trus jadi bintang iklan pada akhirnya. Bisa bisa kita semua liat ada cewek cakep jilbab an joget joget di tivi sambil bawa sossiz. Buat Dian Pelangi,klo loe sampe gitu. Loe - Gue - End . *sekali lagi Loe - Gue - End.

Emm,ngomongin Dian Pelangi gak lengkap kalo gak ngomongin Komunitas Hijabers yang lagi Trend Trend nya sekarang ini.  Yang lagi lagi salah satu pentolannya ya Dian Pelangi ini. Gue sampe bingung,apa sekarang ini semua yg  mengandung Jilbab Jilbab gitu selalu Dian Pelangi. Tapi gapapa deh seenggaknya cewek cewek jaman sekarang udah mulai waras ikutan berjilbab buat nutupin auratnya daripada kayak dulu dulu dimana kaum wanita cuma bisa nya nyatok poni doang. 

Oke,kembali ke topik sebelomnya masalah Nyatok Poni Komunitas Hijabers,kalian tau gak sih apa itu hijabers? Hijab menurut harafiah nya adalah "Tata cara berpakaian yang sesuai dengan tuntunan agama",sedang kan ers adalah emm,gue gak paham. Pokoknya arti dari Hijabers itu "Tata cara berpakaian yang sesuai dengan tuntunan agama dengan ers dibelakangnya" 
 #KemudianHening .

Nah,di Komunitas Hijabers kita diajarin buat nge modifikasi jilbab jilbab gitu,bahkan ada tutorialnya segala dari cewek cewek cantik di komunitas ini. Yang gawatnya cewek gue juga demen,behhhhhh.... Cewek gue lebih seneng mantengin video tutorial di blog blog nya mereka daripada mantengin hape buat bales sms gue. *Buat masalah ini,Dian Pelangi bakal gue tuntut.
Bahkan sekarang banyak artis artis ibukota yang aktif di komunitas kyak gini. *keren..

Sebenernya masih banyak sih yang bisa diceritain tentang Dian Pelangi dan Hijabers. Cuma masalahnya gue gak paham,dan ini udah mau subuh,gue harus siap siap sholat subuh. #modus *biasanya cewek cewek gini suka sama cowok giat ibadah.

So,makasih udah mau baca artikel super penting masalah Dian Pelangi dan Hijabers.
Babayy..
Assallammuallaikum. #lagilagimodus  

 
mau lihat postingan2 si agan Rio Arterio yang kocak lainnya langsung aja kesini Arterio Punya Blog (promosiin berhubung udah ngijinin copas postingan lucunya :p)

Selasa, 27 September 2011

Rindu Ayah

malam ini entah kenapa aku sangat merindukan ayahku...
aku ingin sekali bertemu ayah,
aku ingin sekali melepas gundah gulana yang kurasakan pada ayah,
aku ingin sekali meluapkan semua perasaanku pada ayah,
aku ingin sekali bermanja2 seperti dulu bersama ayah,
dan aku rindi pelukan hangat ayah....

--------------------------------------------------------------------

ayah adalah sosok orang yang sangat aku sayangi
dan orang yang sangat berarti dalam hidupku,
kini ayah telah pergi jauh dimana aku tidak bisa menemukannya
dan tidak akan pernah bisa melihatnya lagi...

---------------------------------------------------------------------

pada siapa aku harus mencurahkan rasa rindu ini pada ayah???

aku hanya selalu mendengarkan lagu ini untuk mengobati rinduku pada ayah
ditemani air mata yang selalu menetes berharap airmata ini bisa menyampaikan rinduku pada ayah disana...


Kamis, 15 September 2011

Gerakan #mariberhijab menginspirasi para muslimah

Assalammuallaikum,
Selamat malam, kebetulan belum ngantuk dan memang jam segini biasa saya update blog, maklum jam2 sibuk ga bisa karena urusan kantor (kecuali ga ada kerjaan) hehe. Oiya, aku pngen update tentang postingan aku sebelumnya disini , alhamdulillah tepatnya kemarin 14 September 2011 cerita hijab aku di publish oleh @mariberhijab , seneng banget deh. Subhanallah, dengan sabar menunggu akhirnya tulisanku bisa dibaca banyak orang. Berawal dari twitter dan tweet2 temen2 hijabers pada saat hari hijab sedunia yang jatuh pada tanggal 4 September 2011 banyak tweet2 dari temen2 hijabers dengan hastag #ceritahijab dari situlah aku menemukan account @mariberhijab yang sangat menginspirasi, dengan membaca blog mariberhijab aku bangga sekali dengan niat mereka untuk menginspirasi para muslimah yang belum berhijab dengan mengumpulkan hijab story dari semua kalangan dan menyediakan donasi untuk mereka yang kesulitan untuk berhijab dengan keterbatasan pakaian dan hijabnya. Aku terdorong untuk menyumbang cerita hijab ku di blog mereka. Syaratnya mudah hanya cukup kirimkan cerita hijabmu dengan bahasa yang sopan dan baik disertain foto dan biodata singkat setelah itu kirim ke mariberhijab@gmail.com . Dan setelah melihat blognya tanpa pikir panjang dan tanpa kesulitan sedikitpun dalam menulis ceritaku akupun mengirimkannya. hanya butuh waktu beberapa menit untuk merangkai pengalaman hijabku dalam sebuah tulisan lalu kukirimkan, tak lama sekitar seminggu kurang lebih saat aku kebetulan sakit dan tidak kerja aku membaca timeline @mariberhijab yang memposting hijab story baru dengan judul "Hijab Mendekatkan Jodohku" dan setelah ku cek ternyata benar itu ceritaku. Alhamdulillah, akhirnya ada kesempatan untuk aku mempublish tulisanku. 

Selang beberapa jam, setelah aku update status tentang link hijab storyku langsung  berdatangan komentar2 baik dari teman2ku. Mereka memuji dan mendoakan aku. Subhanallah, betapa bahagianya jika kamu memeiliki suatu karya dan sukses menginspirasi orang serta membuat orang senang membacanya adalah kebahagiaan yang teramat. Yaah, memang sejujurnya dari usiaku kecil aku memang sudah suka menulis, dan aku dulu pernah memiliki cita2 menjadi penulis terkenal. Namun karena keterbatasan waktu dan kondisi akupun mengubur impian itu dalam2, sekarang setelah aku cukup dewasa dan mengenal blog akupun mulai membuka sedikit demi sedikit impian lama itu. Walau tidak bisa menjadi penulis novel atau buku terkenal paling tidak aku punya wadah di blog ini untuk mencurahkan pengalaman2ku dengan tulisanku. Semoga apa yang ku tulis disini bisa membawa manfaat untuk orang banyak. Amin.

untuk membaca cerita selengkapnya continue-->

dan untuk membaca cerita2 hijab lainnya yang sangat menginspirasi silahkan kunjungi blog mariberhijab di mariberhijab.wordpress.com dan follow twitter mereka di @mariberhijab

Kamis, 08 September 2011

Hijabku Mendekatkan Jodohku

Hai hai,udah malem banget nih..lagi suntuk banget ngerjain skripsi. Nyoba refreshing dengan blogwalking. Hmmm ada inspirasi baru nih, dari twitter yang aku follow yaitu @mariberhijab aku terinspirasi untuk ikutan nulis hijab story ku dan mensharingnya di blog mariberhijab

Nah, setelah tadi udah aku ketik cerita hijabku dan udah dikirim ke emailnya mariberhijab aku juga mau publish diblogku sendiri..hehe (lumayan nambah2 postingan :D)
Selamat membaca ^.^



Tentang Hijabku,

Alhamdulillah, ini sudah hampir tahun kelima aku menggunakan hijab. Dimulai di pertengahan tahun 2006 tepatnya saat aku duduk di kelas 2 SMA aku memutuskan untuk berhijab. Niat dan keputusanku bukan semata-mata hadir begitu saja tanpa ada cerita. Aku dari kecil cenderung tomboi dan tidak suka yang bersifat terlalu perempuan, teman-temanku juga lebih banyak dari kalangan laki-laki. Entah mengapa aku dulu merasa nyaman berteman dengan laki-laki ketimbang perempuan. Ketomboianku dari SD sampai SMA masih terus menjadi styleku, cuek dan bandel.

Tahun ke tahun akupun merasakan bertambah dewasa, mengenal lelaki dan memiliki rasa cinta monyet (layaknya ABG jaman sekarang). Dan akupun mulai timbul ingin menjadi lebih feminim dari hal penampilan serta sikapku. Akupun mulai belajar seperti perempuan pada umumnya, berambut panjang, baju feminim dan sikap feminim. Semua merubahku karena kesukaanku pada seseorang teman laki-lakiku.

Tahun 2006 akupun sudah duduk dikelas 2 SMA, dimana akupun mulai memiliki teman banyak dan seorang laki-laki yang kusuka pun semakin dekat denganku. Sampai ketika suatu moment itu terjadi dimana kata-katanya mengegetarkan hatiku dan merubah hidupku. Saat itu ada acara Pesantren Kilat di sekolahku yang memang rutin diadakan. Layaknya santri pesantren pada umumnya saat-saat pesantren kilat kami seluruh siswa wajib berpakaian muslim, bagi pria mengenakan koko dan para wanita mengenakan pakaian muslim. Hal ini awalnya membuatku risih dengan baju serba panjang dan jilbab yang membuat gerah. Namun aku tetap mengikuti peraturan sekolah dan bertahan pada keadaan itu (walaupun sebenarnya setiap selesai pesantren dan pulang jilbab pasti dilepas). Sampai tiba pada suatu moment yang sampai sekarang aku tidak bisa melupakannya, singkat namun sangat membekas dihatiku. Saat dimana aku berpapasan dengan laki-laki yang aku suka dan saat itu aku dalam keadaan menggunakan jilbab, kata-kata yang selalu kuingat darinya “cantik banget pake jilbab, kenapa ga seterusnya aja pake jilbabnya”. DEGH, saat itupun juga hatiku bergetar dan seperti diantara mendapat cambukan dan kebahagian. Merasa cambukan karena aku merasa memang seharusnya wanita wajib mengenakan jilbab dan aku apa justru tidak betah memakai jilbab, dan merasa bahagia karena ternyata dia yang kusuka memperhatikanku. Moment saat itu hanya terjadi persekian menit namun efeknya merubah haluan hidupku :)

Sejak saat itu akupun terus berpikir dan berpikir “apakah aku harus mengenakan jilbab untuk selamanya?” aku terus mengumpulkan niat dan kesungguhan untuk keputusan besar dalam hidupku. Bukan apa-apa, aku hanya takut aku tidak dapat istiqomah dengan jilbabku dan hanya labil saja. Namun kata-kata dia begitu kuat teringat dihati dan pikiranku, akupun mulai mencoba-coba menggunakan jilbab di depan cermin (kebetulan kakakku berjilbab) jadi aku coba-coba jilbab kakakku sambil membayangkan diriku menggunakannya. Saat-saat akan memutuskan berjilbab atau tidak sangatlah tidak mudah, gonjangan hati yang bereaksi negatif dan positif bertengkar sendiri dalam pikiran-pikiranku. Sampai akhirnya, aku mulai mencoba dahulu berjilbab pada setiap hari jumat dan tidak dilepas (kebetulan setiap hari jumat seragam sekolahku muslim). Setiap jumat aku berjilbab sambil membiasakan dengan penampilan baru dan memantapkan hati. Dan akhirnya niat itupun muncul, aku akan menggunakan hijab untuk seterusnya.

Setelah niat dan keputusanku kuungkapan pada keluargaku, merekapun setuju terutama mama dan kakakku. Meraka mensuport aku dan membantu aku dalam segala hal. Mulai dari mencari semua seragam sekolah baru rok panjang dan baju panjang serta tak lupa jilbabnya. Kami belanja cukup banyak untuk seragam sekolahku.

Hari Seninpun tiba, hari dimana aku pertama kalinya menggunakan seragam sekolah serba panjang dan berjilbab. Banyak yang kaget dalam perubahan penampilanku. Banyak juga ucapan selamata dan doa untukku namun ada juga yang meledekku (kebanyakan para teman laki-lakiku). Diawal masa-masa berhijabku godaan datang makin banyak, mulai dari ilmu agama, perilaku sampai ejekan sebagian teman-temanku. Aku merasa aku berjilbab tapi ilmu agamaku masih sedikit dan perilaku akupun masih jauh dari perempuan berjilbab sebenarnya. Aku juga sempat mendapat ejekan dari beberapa teman-temanku yang menyebutku ‘badut’ karena kebetulan baju seragam muslimku agak kegedean dan belum sempat ke tukang jahit untuk disesuaikan dengan badanku. Kemudian mereka juga melihat sepertinya aku tidak pantas berjilbab karena terlihat aneh mukanya (secara aku memakai jilbab dengan gaya standar sekali). Cobaan itu terus saja mencoba menggoyahkan keteguhan hatiku sampai akhirnya aku tetap kuat karena laki-laki yang kusuka terus mensuport jilbabku.

Pada tahun yang sama beberapa bulan kemudian, laki-laki yang aku suka menyatakan cintanya kepadaku (anggap ini masih cinta anak SMA ‘cinta monyet’). Aku bahagia dengan hal itu dan status baruku menjadi pacarnya. Tahun demi tahun kami berpacaran dan aku tetap dengan jilbabku dan ia terus mensuport (walaupun dulu aku belum sepenuhnya berhijab, karena jika tidak lagi mood aku tak mengenakan jilbabku) namun ia terus mensuport dan memahami transisi yang sedang ku alami. Ia mengerti bahwa semuanya butuh waktu dan proses, tidak dapat instan jadi. Oleh karena itu dimasa-masa sekolahku aku memang tetap berjilbab namun terkadang dirumah jika tak sekolah aku tak mengenakan jilbabku. Dan ia pun tahu aku seperti itu namun ia tetap sabar dan mengerti.

Masa pacaran kami memasuki tahun ke 3 dan kamipun sudah sama-sama lulus. Aku melanjutkan untuk bekerja sambil kuliah dan ia kuliah (kebetulan ia kakak kelasku setahun diatasku). Hubungan kami pun semakin serius dan bukan ‘cinta monyet lagi’. Ia mulai mengenalkanku pada keluarganya, dan mulai menunjukkan keseriusannya kepadaku. Namun ada hal yang mengganjal dihatiku, aku mengatakan kepadanya hal yang benar-benar mungkin membuatnya kecewa. aku : “nanti kalau aku dikenalkan dikeluargamu jangan bilang aku berjilbab yah” |dia : “loh? Kenapa memangnya?” | aku : “ tidak apa-apa, hanya saja aku belum yakin apakah aku akan tetap terus berjilbab setelah ini. Karena aku takut susah mencari pekerjaan setelah lulus karena jilbabku” | dia : Astagfirullah, kenapa berpikiran seperti itu, rezeki itu datangnya dari Allah, jika Allah berkehendak maka tidak ada yang tak mungkin. Kenapa harus takut berjilbab karena takut tidak dapat rezeki, sedangkan rezeki milik Allah dan Allah mewajibkan setiap kaum hawa untuk menutup auratnya. Bukan tidak mungkin Allah malah melancarkan rezekimu karena jilbabmu.” | aku : “ tapi, aku tetap saja belum yakin. Kumohon, tolong mengerti aku” dan kalimat terakhir dari jawaban percakapan kami membuat aku terguncang, dia : “ terserah kalau memang begitu. Jika ingin menikah denganku dan menjadi istriku, aku ingin kau terus berjilbab. Namun jika kau memutuskan hal lain maka maaf aku tak bisa menikahimu dan menjadi suamimu” | aku : ..... (terdiam dan menangis)

Setelah terakhir percakapan kami, aku meminta waktu padanya. Lagi-lagi aku merasakan cambukan dan kebahagiaan seperti awal aku berjilbab dulu. Aku memang berjilbab karena Allah melalui dirinya, tanpa dirinya aku mungkin belum bisa istiqomah. Mungkin Allah menghadirkannya dalam hidupku untuk membimbingku lebih baik lagi. Semuanya aku pikirkan dan yakinkan dalam hati serta niat yang kuat. Aku percaya Allah menuntun dam membimbingku menjadi lebih baik melalu dia dan aku mencintai dia karena membuatku menjadi lebih baik lagi. Dan segala semua alasan yang kumiliki untuk keyakinan dan niat tulusku akhirnya kuputuskan untuk ISTIQOMAH dengan jilbabku dan lebih baik lagi... :)


When dreams will come true...

6 tahun kami bersama sampai saat ini, 6 tahun waktu yang cukup lama untuk penantian impian kami. Akhirnya sedikit demi sedikit puzzle impian kami mulai terkumpul. Tahun 2011 bulan juni lalu dia melamarku (antara dia dan aku). Dia yang selama 6 tahun ini menemani aku, akhirnya mengajak aku untuk menikah. Dan tanpa ingin berpikir panjang aku menerima lamarannya. Dia yang selama ini telah memberi pelajaran-pelajaran kepadaku, dia yang selama ini membimbing aku lebih baik, dan dia yang selama ini memotovasi aku untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan setelah sholat isthigharoh, aku mendapat jawaban bahwa Allah SWT mungkin memang mengirimkan ia untuk menjadi imam dalam hidupku untuk menuju kebaikan.


Hijabku Mendekatkan Jodohku,

Dan sesuai judul cerita hijabku, melalui banyak cobaan dan pertengkaran batin yang cukup lama, dengan keputusan hijabku alhamdulillah Allah SWT mendekatkan jodohku. Laki-laki yang dari dulu aku suka dan membuka hatiku kini bersamaku dan karena hijabku laki-laki itu dekat denganku dan akan menikahiku yang insya allah akan dilaksanakan tahun depan. Mohon doanya yah teman-teman untuk pernikahanku semoga lancar dan dimudahkan oleh Allah SWT. Aamiin.

Terima kasih banyak untuk Fahmi yang selama ini membimbingku dan semua keluargaku yang mensuport aku setiap waktu dan spesial untuk para pembaca. Semoga cerita hijabku bisa menginspirasi kalian untuk berhijab :)

Wasslammualaikum Wr Wb

By : Ocha Naami