Senin, 21 Februari 2011

Hidup Hanya 3 Hari

Yang Pertama : Hari Kemarin
Anda tak bisa mengubah apapun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan,
dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat...

Yang Kedua : Hari Esok
Hingga mentari esok terbit,
anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba...

Yang Tersisa kini hanyalah : Hari Ini
Pintu masa lalu telah tertutup,
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini,
bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.

Hiduplah hari ini...
Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya...
Karena yang ada hanyalah hari ini.
Hari ini yang abadi...
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat,
meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini...

Percayalah bahwa segala sesuatunya sudah diperhitungkan oleh yang memiliki waktu abadi Allah SWT...

Love,
Ocha

Minggu, 20 Februari 2011

My Dad (part 4)

"ini tulisan untuk ayahku yang terakhir (part 4)..."

Selasa, 16 Desember 2003 '09.30'

Pagi yang murung dan menyedihkan bagiku. Pagi ini sangat tidak kuharapkan. Kenapa pagi harus datang!! Semalam aku menangis terus menerus sampai ketiduran disamping jenazah ayahku. Malam itu aku ingin sekali bermimpi tentang ayahku. Tak terasa waktu begitu cepat, pagipun tiba dengan cepat. Semua orang sibuk mempersiapkan pemakaman ayahku. Aku masih sangat shock dengan kepergian ayah. Aku ingin sekali melihat ayah sebelum dimakamkan. Aku memohon berkali-kali kepada kakakku tapi ia tidak mengizinkan. Aku sangat sedih kenapa kakakku tidak mengerti perasaanku saat itu. Apa ia tidak merasa kehilangan dan terpukul seperti aku? Apa ia tak ingin melihat ayah untuk terakhir kalinya? Aku tidak menyerah begitu saja, aku lalu memohon pada pamanku. Akhirnya ia mau menemaniku melihat ayah. Kain yang menutupi ayah pun dibuka, aku melihat jelas ayah membujur kaku dibalut dengan kain kafan. Kemudian kain kafan di bagian muka pun dibuka, betapa mirisnya hatiku melihat wajah ayah yang sudah tak bernyawa lagi. Ayah sudah pergi untuk selamanya. Ayah tidak akan terbangun lagi. Terlihat jelas senyum ayah, ayah sudah tenanng disana, ayah sudah menutup matanya untuk selamanya. Aku tidak akan bisa lagi melihat tawanya, senyumnya, marahnya dan semua tentang ayah.

Tepat pukul 09.30 orang-orang sudah siap menguburkan ayahku. Ayah dimasukkan ke keranda besi dan disholatkan. Melihat pemandangan itu aku tak kuasa menahan air mataku. Aku membayangkan siapa yang akan memarahiku lagi jika aku salah, siapa yang akan mendengar keluhan2ku, siapa yang akan kujadikan tempat untuk bermanja-manja lagi. Setelah selesai disholatkan ayahpun diangkat menuju tempat peristirahatan terakhir. Langkah demi langkah ku telusuri, terasa berat kaki ini untuk melangkah.

Akhirnya sudah sampai dipemakaman. Tanah untuk mengubur ayah begitu dalam, ayah disana pasti kesepian dan merasa gelap serta sunyi. Ayah diturunkan ke dalam tanah yang sudah digali. Ada suatu keinginan untuk mencegah hal itu tapi keluargaku begitu kuat menahan dan memegangiku. Adzanpun dikumandangkan, mendengar adzan yang dikumandangakan oleh kakakku hati ini pedih dan tidak rela. Ingin sekali aku berteriak dan memanggil ayahku. Tangisanku tak kuasa ku bendung, terus isakan tangisan ini bercampung suara adzan yang dikumandangkan. Tapi semua itu percuma, itu tidak akan mengembalikan ayah dan malah sebaliknya aku akan membuat ayah sedih. Tanah demi tanah di turunkan. Perlahan-lahan ayah sudah tidak terlihat karena terkubur tanah. Doapun dibacakan dan pemakaman selesai. Saat itupun juga aku terhempas ke tanah didepan kuburan ayahku, menangis dan terasa gelap seketika...

"Selamat jalan ayah tercinta...semoga ayah diterima oleh Allah SWT...Amin"


Love,
Ocha

My Dad (part 3)

"masih dengan tema yang sama ini untuk ayahku yang berada disisi Allah..."

Senin, 15 Desember 2003 '00.30'

Malam semakin mencekam tapi perjalanan ke Jawa begitu terasa sangat lama. Hari sudah hampir pagi tapi aku tak kunjung sampai ke kampung halamanku ketempat ayah. Gelisah, takut, sedih, dan shock itulah perasaanku saat ini. Ingin cepat sampai dan melihat wajah ayah untuk terakhir kalinya. Perjalanan yang ku tempuh terasa begitu berat bagiku. Biasanya aku akan senang jika akan ke Jawa tapi ini lain. Perasaaanku tidak menentu, aku ingin sekali cepat sampai.

Tepat pukul 00.30 aku tiba dirumah dikampung halamanku, disana sudah banyak orang. Saat turun dari becak serasa tubuh ini tidak bertenaga lagi. Seluruh tubuhku lemas tidak berdaya. Sekuat tenaga aku memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah dan berlari. Sambil berlari aku melemparkan tas sekolah ku yang baru kusadari sejak dari jakarta tak sedikitpun atribut sekolahku aku lepaskan juga transkip nilai peringkat 1 ku yg masih ku genggam erat ditangan. Aku berlari dan langsung memeluk mamaku. Saat tubuhku lemas aku menengokan wajahku ke sebelah kiri. Disana aku melihat ayahku membujur kaku dengan kain kafan. Hatiku miris dan sangat kehilangan sekali. Aku sangat menyesal tidak sempat mengurus ayahku selagi masih hidup. Aku tak menyangka waktu begitu cepat berlalu. Tidak terasa sekarang aku sudah menjadi anak yatim. Aku masih belum percaya kalau aku sudah tidak memiliki ayah lagi.

Sekarang aku harus berani berjalan didepan banyak orang tanpa ayah. Aku harus bisa membahagiakan ayah dan mamaku. Masih bnyak harapan ayah yang belum bisa kupenuhi. Insya Allah aku akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenuhi harapan ayah dan mama. Ayah yang tenang yah disana. Ga usah mikirin adhe disini, adhe ikhlas dengan kepergian ayah. Semoga ayah tenang di sisi Allah SWT dan diterima amal ibadah ayah serta ditempatkan ditempat paling nyaman disisi Allah SWT. Aku pernah mendengar, kata orang tua dulu pamali jika mayat ditangisi, karna akan sulit berjalan menuju sisi Allah SWT. Tapi bagiku sangat sulit untuk menahan kesedihan yang begitu dalam. Hanya air mata dan penyesalan yang bisa kurasakan. Saat orang2 membacakan yasin untuk ayahkuhatiku sangat pedih dan serasa tidak percaya kalau ayah sudah tidak ada lagi. Masih teringat saat2 aku bermanja-manja dengan ayah, saat ayah memarahiku, saat ayah tertawa, saat aku dan ayah berebut acara tv. Masih teringat semua dikepalaku dan tidak akan ku lupakan kenangan2 manis bersama ayah. Aku merelakan kepergian ayahku dari dunia ini dengan hati yang tulus ikhlas.

Aku tidak akan mengecewakan ayah. Percaya sama adhe ya yah.
"cha, jalanmu masih panjang...tegarlah menghadapi hidup ini.."


Love,
Ocha

Sabtu, 19 Februari 2011

My Dad (part 2)

"lanjutan tulisan seorang anak untuk ayahnya.."

Senin,15 Desember 2003 '14.30'

Kenapa perasaanku tidak enak? kenapa mataku terasa sepet sekali seperti orang habis menangis seharian. Apa yang akan terjadi? Jam 14.30 mataku makin sepet dan ingin cepat2 pulang kerumah. Hari ini aku mendapatkan hasil nilai ulanganku, dan ternyata aku mendapat peringkat 1. Aku senang sekali. Aku ingin sekali menelpon ayah dan mama untuk memberitahu berita mengembirakan ini. Pasti ayah senang sekali.Rasanya aku ingin cepat2 bertemu ayah dan mama.Ayah dan mama pasti senang dan bangga sekali mendengar kabar aku mendapat peringkat 1. Dikelas aku teringat ayah selalu.Semoga ayah cepat sembuh. Bel pulang sekolah berbunyi, aku pulang dengan tergesa-gesa. Tidak biasanya aku langsung pulang, biasanya aku main dulu. Tapi perasaan ini selalu ingin cepat sampai dirumah...
Tak terasa aku sudah sampai didepan gang dan turun dari mobil, aku menuju rumah sampai di depan gang aku melihat bendera kuning terpasang. Dari kejauhan aku melihat orang sedang berkumpul didepan rumahku.Aku sama sekali tak berfikir apa2.

Tepat didepan rumahku semua badanku terasa lemas dan tak ada tenaga. Aku masuk dan melihat orang2 menangis begitu juga kakakku.Akupun langsung bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku pun langsung jatuh tergeletak dan menangis.Ini semua tidak mungkin terjadi...Ya Allah apa yang sedang berlaku pada diriku? Tidak mungkin ayah tega meninggalkan aku sendiri. Ayah sudah tak ada lagi di dunia ini.Ayah telah meninggalkan aku untuk selamanya. Innalillahi wa innailaihi rojiun...Ayah bener2 sudah tidak ada lagi.Aku sudah tidak punya ayah lagi...

Saat itu juga yang ada dipikiranku hanya pulang ke kampung dimana ayahku berada yaitu Jawa, pulang ke Jawa dan pulang ke Jawa. Aku tidak butuh nilai bagus dan peringkat 1. Aku mau ayah ku kembali lagi. Ya Allah kenapa ini terjadi begitu cepat? Kenapa aku harus pulang malam Senin? Berita ini membuat harapan dan keinginanku sirna begitu saja. Aku ingin cepat sampai di kampungku Jawa. Aku ingin melihat wajah ayah untuk terakhir kalinya. Ayah maafin adhe yah. Adhe belum sempet memenuhi harapan2 ayah. Maafin kalo selama ini adhe punya salah. Ayah tungguin adhe dateng yah.

Ayah udah ga ada dan aku harus bisa menjalani hidup tanpa ayah, sekolah tanpa ayah, belajar tanpa ayah, makan tanpa ayah, tidur tanpa ayah dan apa2 tanpa ayah. Akankah aku menemukan ocha yang periang, yang tegar, yang cuek, yang selalu tersenyum. Mungkinkah aku bisa hidup tanpa ayah?

Aku ikhlas kehilangan ayah...

Love,
Ocha

My Dad (part 1)

"sebuah torehan tinta seorang anak dimasa ayahnya sekarat di rumah sakit.."

Senin, 8 Des 2003 '08.05'

Ya Allah apa yang akan terjadi pada Ayahku? Kenapa ini terjadi dengan begitu cepat? Jikalau Engkau ingin mengambilnya jangan sekarang ya Allah. Karena hamba belum siap untuk menghadapinya. Hamba juga belum membahagiakan beliau. Ijinkanlah hamba membalas budinya terlebih dahulu.
Ya Allah berilah kesembuhan pada Ayahku. Aku berdoa terus menerus tapi Ayahku tak kunjung sembuh. Ya Allah apa yang akan terjadi pada Ayahku? Aku sangat sayang pada Ayahku..Mungkinkan aku bisa seperti sahabatku Boma yang ditinggalkan ayahnya tapi ia masih bisa tersenyum, bercanda dan tidak ada perasaan sedih sekalipun?
Jika Ayah sudah tidak ada apakah aku bisa menjalani hidupku dengan tersenyum. Bagaimana jika Ayah tidak ada. Apa aku masih bisa bermain dan jalan senang-senang, apa aku masih bisa meneruskan sekolahku, apa aku masih bisa meminta beli ini itu, dan apa masih bisa aku semangat belajar untuk mencapai cita-citaku?
Ya Allah jangan Kau ambil Ayah sekarang. Aku, mama, kakakku, dan yang lainnya masih membutuhkan Ayah. Aku tidak akan rela kalau harus ditinggalkan Ayah. Hatiku tidak akan ikhlas.
Ya Allah berikanlah Ayah kesembuhan...
Ayah cepet sembuh yah biar kita bisa bersama lagi...

Cinta

Ada yang indah tentang cinta
Ada yang kecewa karena cinta
Berat sebenarnya makna cinta
Bagaikan kita mati untuk sementara

Banyak cinta abadi yang terbuang
Banyak cinta palsu yang berjalan
Pandanglah cinta bersamanya
Sejauh engkau melangkah dan tersenyum
Itulah cinta...

Dirimu akan selalu menyatu
Dengan makna cinta sebenarnya
Kecewa adalah cerita cinta
Bahagia adalah makna cinta

Cinta suci adalah cinta abadi
Tapi mungkin cinta abadi tak selamanya ada
Karena cinta abadi adalah cinta nurani

Cinta nurani yang hanya memerlukan kepercayaan
Percayalah pada cintamu...
Mungkin suatu saat cinta akan memihakmu
Biarkanlah dirimu apa adanya...

Love,
Ocha

Suara Hati

Disaat ku tak lagi melangkah
Kau memapahku...
Dikala ku tak lagi mengerti
Kau mengajariku...

Kau bagaikan sebuah rumah
Dikala kubutuhkan perlindungan
Kau bagaikan seorang malaikat
Yang selalu menuntunku...
Disaat ku salah melangkah
Kau membimbingku...

Kau datang mengajariku semua
Semua yang kau tau tentang hidup
Matahari, cinta, harapan dan kenyataan

Tapi...
Sebelum ku mengerti tentang hidup
Kau justru pergi dariku...
Disaat aku membutuhkanmu

Tahukah engkau...
Sesungguhnya...
Aku tak ingin kau pergi
Aku masih ingin ditemani olehmu
Karena kau satu-satunya orang
Dalam hatiku dan kehidupanku
Untuk selamanya dan tak kan pernah kulupakan...

Love,
Ocha

Jumat, 18 Februari 2011

Skripsiku

Aaah, akhirnya ada yang berbeda dalam postingan blogku ini. Temanya benar2 meneyeramkan :D
Btw, aku selain pekerja juga seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang proses penyusunan skripsi. Sama seperti mahasiswi2 pada umumnya yang akan lulus S1 nya pasti juga mengalami proses yang aku alami. Hmmm, ini adalah moment yang selalu bikin aku panik n stress sendiri. Gimana ga panik n stress udah mau semester akhir tapi belum dapet judul :(
Yaah, pokoknya untuk skripsiku ini bener2 harus berjuang keras dan mati2an dari awal cari judul skripsinya...

Mohon doanya :)